Perangkat Desa
Oleh: Dahlan IskanAda lorong-lorong panjang dari jalan raya menuju makam ini. Di kanan kiri lorong orang berjualan. Berjubel. Ratusan kios ada di situ. Mirip jalan masuk ke Masjid Sunan Ampel.
Pun di sepanjang jalan depan makam ini. Penuh orang jualan. Inilah makam yang menggerakkan ekonomi kampung di dekatnya.
Pengajian itu tidak ada lagi. Dua putra Guru Zai belum ada yang mau ceramah seperti ayah mereka. Peziarah begitu berduyun ke makam ini. Tiap hari, apalagi di bulan Maulud seperti sekarang ini. Modernisasi di Martapura terjadi di makam ulama pujaan mereka.
Malamnya saya makan ''lontong Banjar''. Kuahnya sayur nangka yang dikoalisikan dengan ikan haruan bumbu Bali. Langganan istri. Namanya: Lontong Orari.
Di resto ini gambar Guru Zai dipajang di dindingnya. Foto ulama itu sudah seperti jimat tolak bala di Kalsel. Begitu banyak rumah dan tempat usaha yang memasang foto seperti itu.
Pun di beberapa usaha milik orang Tionghoa di seluruh Kalsel. Sampai pun di Kaltim dan Kalteng.
Setelah makan malam dimulailah acara pokok untuk saya: bertemu perangkat desa se-kabupaten Tanah Bumbu. Hampir 200 orang. Topiknya mengenai desa informasi: bagaimana desa-desa menyikapi zaman informasi sekarang ini.
Penyelenggaranya: Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) cabang Tanah Bumbu. Ia bekerja sama dengan dinas urusan desa di kabupaten itu.