Perawat Panti Jompo Asal Indonesia Membantah Stereotip di Tengah Kurangnya Pekerja Laki-laki
Kini, Fransi yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Australia bekerja rata-rata delapan hari dalam dua minggu.
Stereotip pekerja laki-laki di panti jompo
Stereotip terhadap pekerja laki-laki di panti jompo memang masih ada, terutama tentang bagaimana pekerjaan merawat selalu diasosasikan dengan perempuan.
Padahal menurut Wirawan, gender tidak mempengaruhi kinerja seseorang di panti jompo.
"Menurut saya telaten atau enggak, itu tidak tergantung gender," katanya.
"Kalau carer walaupun perempuan banyak saya lihat kerjanya asal ... baik perempuan atau laki-laki mungkin sekitar tiga persen saja yang kerja rapi, selebihnya asal.
"Jadi tergantung individu masing-masing pekerjanya."
Tapi, pada kenyataannya, Fransi mengatakan bahwa di panti jompo, terkadang ada residen yang "tidak suka dibantu oleh pekerja pria".
"Mungkin juga karena dia pernah punya pengalaman buruk sebelumnya karena pekerja pria dianggap terlalu kasar," kata Fransi.