Perawat Panti Jompo Asal Indonesia Membantah Stereotip di Tengah Kurangnya Pekerja Laki-laki
Silviani Sehardjo mengatakan hal ini juga seringkali terjadi di 'residential aged care' atau rumah panti jompo tempat kerjanya dulu di Adelaide, Australia Selatan.
Kini, ia masih bekerja di perusahaan yang sama, namun di bidang 'community aged care'.
"Menurut saya pribadi ini hal yang wajar karena umumnya para lansia sebagai orang dewasa mungkin dalam hidupnya tidak pernah telanjang di depan orang lain selain pasangannya sendiri," ujarnya.
"Dan bayangkan kalau mereka harus menerima segala care yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal, atau carer, apalagi yang lawan jenis."
Namun menurutnya, bila seorang residen misalnya menolak untuk dimandikan oleh laki-laki, hal ini bukanlah diskriminasi.
"Semua itu kembali lagi kepada bagaimana kita sebagai carer bisa memberikan penerima kontrol dan kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka mau menerima perawatan yang diberikan carer," ujarnya.
Masalah industri panti jompo di Australia
Dengan populasi Australia yang terus menua, diprediksi bahwa negara tersebut akan mengalami kekurangan setidaknya 110.000 pekerja panti jompo dalam beberapa puluh tahun ke depan.
Di tahun 2031, hampir 20 persen populasi diperkirakan berusia di atas 65 tahun, sekitar 16 persen lebih tinggi dari populasinya sekarang, sehingga permintaan perawat akan terus meningkat.