Perawat Raisa
Oleh Dahlan IskanHampir saja saya tidak mengenal Raisa. Kalau saja Rektor ITS, Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D, tidak usil.
Tiba-tiba saja saya baca, di medsos, Prof Ashari jadi humas Unair. Tanpa dibayar dan tanpa SK. Rektor ITS itu mempromosikan Unair.
Ups... Ternyata mempromosikan ITS juga. Lewat prestasi tim robotiknya itu.
”Nama Raisa sendiri usulan dari Unair,” ujar Prof. Ashari. Waktu belum dibawa ke Unair namanya masih Raitsa --ada huruf ”i-t-s” di dalamnya.
Raisa, kata Prof Ashari, adalah hasil kerja sama dua universitas besar di Surabaya itu. Prof. Ashari baru satu tahun jadi rektor ITS.
Ia seperti ”anak hilang” yang kembali ke ibu kandungnya. Lima tahun lamanya Ashari ”berjuang” di Bandung. Di luar ITS. Untuk menjadi rektor Universitas Telkom pertama. Yakni gabungan empat sekolah tinggi Telkom --yang merger menjadi Universitas Telkom. Prof. Ashari-lah bidan penggabungan itu.
Tahun lalu Universitas Telkom menduduki peringkat satu universitas swasta di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa 30.000 orang.
Kini Prof. Ashari sudah pulang ke kandang. Ia alumnus Elektro ITS. Rumahnya di Sidoarjo. Di Desa Wonoayu --dekat pesantren besar Bumi Shalawat milik Gus Ali.