Perdebatan Reklamasi Teluk Jakarta Dinilai Sudah Keluar Fokus
jpnn.com - JAKARTA - Isu reklamasi teluk Jakarta dinilai sudah jauh keluar dari subtansi masalah.
Menurut Koordinator Goverment Policy Observers, Martyn Herlambang, perdebatan reklamasi sudah dipaksakan menjadi konsumsi publik dengan mengabaikan tujuan utama pembangunan dan sejarah.
"Sudah tidak menarik melihat perdebatan reklamasi seperti saat ini. Semua orang bicara reklamasi, tapi tidak dalam kapasitasnya berteori tentang itu. Bicara reklamasi teluk Jakarta jangan dilepaskan dari sejarah masa lalu mengapa Kepres tentang reklamasi dikeluarkan pemerintah pusat," ujar Martyn di Jakarta, Rabu (5/10).
Ia mengatakan, melihat reklamasi tidak boleh sepotong-sepotong dengan mengacu pada kenyataan saat ini ketika ramai diperdebatkan. Akhirnya yang terjadi adalah distorsi sejarah, mengapa reklamasi diperlukan.
Menurutnya, reklamasi teluk Jakarta berangkat dari kesadaran pemerintah pusat saat itu untuk mencari solusi komprehensif guna mengatasi masalah Ibukota.
Mulai dari revitalisasi teluk Jakarta yang semakin tercemar, upaya pemekaran wilayah Ibukota yang luas wilayahnya terbatas, dan lainnya.
Dari situlah keluar Kepres 52 Tahun 1995, tentang reklamasi pantai Utara Jakarta.
Namun, jika perdebatan tentang reklamasi hanya melihat pada kenyataan saat ini, menurut Martyn tidak fair, karena melupakan sejarah panjang yang sudah mengatur kenapa reklamasi itu dibutuhkan.