Perempuan Asal Manokwari Ini Bagikan Rahasia Kesuksesan Membangun Bisnis Keripik Keladi
“Harganya dari saya Rp 14 ribu, kalau dari toko yang menjual kembali ada yang seharga Rp 15 ribu ada juga reseller menjualnya Rp 18 ribu. Omzet bisnis ini per bulannya sekitar Rp 15 juta,” ujarnya.
Selama berbisnis keripik keladi, Wulan mengaku tidak pernah menemukan kesulitan yang berarti.
Namun, dia beberapa kali harus menghadapi kendala dalam mencari bahan baku keladi, apabila mendapat pesanan cukup banyak.
“Kalau singkong kan banyak, sedangkan keladi itu susah adanya diambil di gunung. Saya biasanya beli langsung dari petani keladinya, langsung saya beli dan dibawa ke rumah untuk di produksi,” ujarnya.
Kini, Wulan sudah mempekerjakan lima pegawai dari tetangga sekitar yang masing-masing digaji Rp 2,5 juta per bulan. Hal itu dilakukan untuk membantunya menjaga kelancaran usahanya.
Dia mengaku, selama ini bisa sukses mengembangkan dan mempertahankan usahanya, bahkan di tengah pandemi.
Menurutnya pelatihan dan pendampingan dari BRI sangat membantunya bertahan selama pandemi Covid-19.
Selain itu, pelatihan dan pembinaan BRI banyak membantu dirinya untuk memperluas jangkauan usaha serta memberi solusi urusan pemasaran dan hal-hal lain terkait bisnisnya.