Perempuan Memiliki Masa Kesuburan, Bagaimana dengan Pria?
"Pria menghasilkan sel sperma sepanjang hidup mereka, tetapi dengan berlalunya waktu, kualitas sperma akan berubah yang bisa mengurangi kapasitas pematangan semen," tambah Walker.
Walker mengatakan bahwa selain infertilitas, peningkatan usia juga bisa dikaitkan dengan kerusakan pada materi genetik dalam sperma yang terkadang bisa menyebabkan gangguan genetik pada bayi.
Dalam sebuah penelitian tahun 2003 yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility, hanya seperempat (25 persen) laki-laki di atas usia 50 tahun yang bisa memiliki anak bersama pasangan mereka dalam waktu satu tahun.
Sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh para peneliti Harvard juga membuat berita utama baru-baru ini, ketika mereka menemukan bahwa sperma dari pria berusia 40 tahun hingga 42 tahun adalah 46 persen lebih kecil kemungkinannya untuk bisa menghamili wanita di bawah usia 30 tahun tahun daripada sperma dari pria berusia 30 tahun-35 tahun.
"Kualitas air mani yang buruk tidak selalu berarti bahwa seorang pria tidak akan bisa memiliki anak tetapi hal tersebut bisa menghambat peluang mereka," menurut Walker.
Ini bukan satu-satunya kendala yang dihadapi pria dalam konteks ini. Kajian Baylor College of Medicine menemukan bahwa kemungkinan seorang bayi mengalami 86 masalah bawaan, seperti down sindrom atau spina bifida, rata-rata satu dari 50, tetapi hal ini meningkat menjadi satu dari 42 ketika ayah mereka berusia di atas 40 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature juga menemukan bahwa ayah menurunkan lebih banyak mutasi genetik ketika mereka semakin tua dan bahwa meningkatnya usia ayah bisa menjadi faktor dalam peningkatan tingkat kondisi seperti skizofrenia dan autisme.(fny/jpnn)