Pergerakan OK OCE Kesal Anggaran Pendamping Rp 3,9 M Dicoret
Dia menyebut sebanyak 200 pendamping OK OCE yang selama ini telah mendampingi peserta OK OCE belum memiliki sertifikat profesi.
Irwandi pun mengakui saat rekrutmen pihaknya tidak menyertai syarat sertifikat profesi untuk para pendamping. Kendati demikian, Irwandi mengklaim para pendamping itu merupakan orang-orang be kompeten dan memiliki latar belakang kewirausahaan. "Karena kalau disyaratkan sertifikasi itu, belum ada yang (mau) melamar, Pak," kata Irwandi.
Irwandi menilai pelatihan dan sertifikasi tersebut penting. Sebab, setelah 200 pendamping tersertifikasi, Dinas KUKMP akan kembali melakukan rekrutmen sebanyak 1.000 pendamping di tahun depan. "Ini penting karena mereka harus start duluan daripada yang 1.000," ujarnya.
Anggota DPRD DKI Jakarta Sereida Tambunan kepada INDOPOS menegaskan penolakan anggaran sertifikasi bagi pendamping OK OCE. Anggaran yang diajukan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Serta Perdagangan DKI Jakarta tersebut tidak sedikit, yakni senilai Rp.3,9 miliar.
“Apa urgensi pendampingan peserta OK OCE. Yang baru dapat bantuan saja baru kurang lebih 170 peserta,” kata Sereida.
Fungsi pendampingan bagi peserta OK OCE hingga saat ini, menurutnya cukup dilakukan oleh kelurahan atau suku dinas. Karena, jumlah tersebut tersebar di tiap-tiap kelurahan di wilayah DKI Jakarta.
“Kan di Dinas KUKM ada pembinaan untuk pedagang, misalnya saja lokasi binaan (lokbin), jadi kami rasa anggaran sertifikasi untuk pendamping OK OCE itu hanya mubazir atau pemborosan anggaran saja,” ungkapnya.
Sereida menilai dari jumlah peserta OK OCE yang sudah tersosialisasi saat ini masuk kategori gagal. “Hingga saat ini OK OCE baru tersosialisasi ke 41 ribu peserta,” tandasnya. (nas)