Peringati Hari Batik Nasional, Sapawastra Usung Tema Kembang Pesisir
jpnn.com, TANGSEL - Perkumpulan pencinta kain Nusantara, Sapawastra merayakan Hari Batik Nasional dengan melakukan kampanye bertema 'Kembang Pesisir' agar batik dan kebaya terus lestari di zaman yang kian berkembang.
Belasan perempuan tampil berkain batik pesisir dari berbagai daerah seperti Lasem, Pekalongan, Madura, dan Cirebon, yang dipadankan dengan kebaya kembang bernuansa kemben, serta selendang khas perempuan Indonesia.
Nury Sybli, Founder Sapawastra, mengatakan tema ini diangkat sebagai upaya membaca kembali akulturasi budaya dari lembaran batik.
Batik pesisir ibarat "belanga peleburan", tempat lahirnya kebudayaan baru yang unik akibat pertemuan para pedagang, pelawat, dan agamawan dengan penduduk setempat.
Menurut dia, mencintai batik tak sekadar memakai, tetapi juga bisa belajar tentang sejarah bangsa-bangsa, juga perkembangan agama.
"Pada batik pesisir kita bisa belajar tentang akulturasi budaya dan toleransi karena batik pesisir lahir dari perjumpaan bangsa Eropa, Belanda, Arab, India dan China yang datang ke Indonesia," ujar Nury Sybli, dalam keterangannya, Senin (2/10).
Selain pengaruh budaya luar, batik pesisir yang coraknya beraneka ragam juga dipengaruhi perkembangan Hindu, Buddha, dan Islam. Motif batik pesisir itu spontan, apa yang tumbuh di lingkungan atau apa yang dirasakan dari kehidupan. Bunga, ranting, burung, sampai ombak menjadi motif batik.
"Ini semacam pesan sederhana pada kita agar menjaga kelestarian alam. Ini juga cocok dengan pesan semua agama, supaya manusia saling menjaga lingkungannya," kata alumnus UIN Syarif Hidayatullah.