Peringati Hari Batik Nasional, Sapawastra Usung Tema Kembang Pesisir
Hal senada disampikan Hesty Setya, salah satu anggota Sapawastra yang hadir. Dia menuturkan, pada batik gentongan yang dia pakai sangat kental unsur kecintaan pembatiknya kepada semesta.
"Pada sarung ini digoreskan motif ombak, ganggang, dan tumbuhan sekitar pantai. Motif ini dibuat oleh perempuan-perempuan yang menanti suaminya berlayar dengan menyematkan doa untuk keselamatan,” paparnya.
Ganggang merupakan tumbuhan laut yang berfungsi melindungi hewan-hewan kecil yang dimaknai bahwa sebagai manusia mesti berlaku lemah lembut sekaligus bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Motif bunga-bunga pada batik pesisir juga mengisaratkan kelembutan seorang perempuan.
Bentuk atau motif yang sangat bervariasi dan banyak memiliki unsur flora dan fauna ini menjadi pembeda batik pesisir dengan batik pedalaman atau keraton yang cenderung tegas dan kental dengan warna-warna cokelat atau sogan.
Di Jawa, batik keraton berasal dari Kota Solo dan Yogyakarta, sementara batik pesisir berkembang di daerah pesisiran seperti Lasem, Semarang, Kudus, Cirebon, Indramayu, Bakaran, Pekalongan, dan Madura (Tanjung Bumi, Bangkalan, Sumenep) dan masing-masing mempunyai ciri khas.
Selain motif, batik pesisir dikenal dengan warna yang bervariasi karena pengaruh beberapa negara seperti China, terlihat pada warna merah dan ornamen banji kotak-kotak yang saling bersambung, warna biru dipengaruhi Eropa, dan Belanda.
Maka pada batik-batik pekalongan bisa dibedakan mana pengaruh China, yang dominan warna kuat (lebih terang) dengan motif naga, merak, awan, bunga teratai, serta flora dan fauna yang dikenal dengan batik encim.
Sebaliknya, Eropa memiliki ciri warna-warna lembut dengan motif bunga diikat atau buketan yang dikenal dengan batik belanda. (jlo/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: