Peringati Hari Santri, Gus Ami Luncurkan Platform Digital SantriNet
Melalui platform ini, seluruh santri di seluruh Indonesia tetap bisa menjalankan tradisi-tradisi yang selama ini ada di pesantren, khususnya dalam belajar mengajar.
Misalnya, santri bisa mengakses dan membaca kitab-kitab, membaca pelajaran-pelajaran pesantren, mulai fiqh, ilmu alat, tafsir, hadist, tarikh, serta ilmu-ilmu lain.
“Tetapi syaratnya harus daftar dulu. Santri harus melek teknologi, ini ga bisa ditawar,” lanjut Gus Ami.
Pilihan membangun infrastuktur teknologi di kalangan pesantren adalah pilihan yang tak terhindarkan saat ini. Pandemi ternyata menyadarkan semua bahwa saatnya santri harus mampu merespons dan beradaptasi dengan perubahan global yang begitu cepat.
Menurut Gus Ami, dengan jumlah pesantren sekitar 28 ribuan, ditambah santri mukim dan tidak mukim sebanyak 18 juta, dan pengajarnya berjumlah 1,5 juta, adalah modal sosial yang sangat besar yang jika mampu dikelola dengan baik akan mampu menjadi penggerak perubahan bangsa.
“Untuk itu, membangun infrastruktur yang bisa menambal kebuntuan-kebuntuan di masa pandemi adalah keharusan. Dengan ini santri dan pesantren bisa mandiri,” kata gus Muhaimin.
Lebih lanjut Gus Ami juga mengatakan bahwa santri dan pesantren memang sudah saatnya mampu merespons perubahan-perubahan global tanpa tercerabut dari akar tradisi yang diwariskan para masyayikh.
“Itulah yang mampu membentuk karakter santri,” tegas Gus Ami.