Peringati HUT Bu Mega, PDIP Luncurkan Gerakan Mencintai Bumi di Citarum
jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan akan melakukan penghijauan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, tepatnya di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (2/2) besok. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian HUT Ke-47 PDIP dan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, seluruh kader partai sudah berkomitmen untuk menjalankannya, di mana menamam pohon, membersihkan DAS, dan juga melakukan pengelolaan sampah rumah tangga, yang sudah dilakukan jauh-jauh hari dengan gerakan yang diberi nama Gerakan Mencintai Bumi.
"Ini sebuah gerakan yang wajib dilakukan oleh seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan. Dan puncaknya akan dilakukan besok tanggal 2 Februari 2020, yang akan dipusatkan di Pusat Penelitian Teh dan Kina Ciwidey di Bandung," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (1/2).
Hasto melanjutkan, pihaknya ingin menunjukan berpolitik membangun peradaban dan bertanggung jawab kepada seluruh alam raya. Dia meyakini bahwa politik harus menyentuh hal paling fundamental dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat.
Dia mengungkapkan bahwa Megawati telah menjaga keseimbangan alam, sudah sangat lama. Rutinitas itu bahkan terus terjaga hingga kini, di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
"Ibu Megawati Soekarnoputri sendiri beliau memberikan contoh bagaimana di kediaman beliau, keseimbangan membuat semua mahluk bahagia itu dilakukan dengan baik. Di mana untuk menghadapi berbagai hal yang terkait menjaga lingkungan agar bersih dari nyamuk-nyamuk yang berbahaya, Ibu Mega memelihara katak. Ini sebagian diambil dari Bali. Di kolam beliau dipelihara sehingga katak inilah yang menjadi predator nyamuk," jelas dia.
Selain itu, kata Hasto, Megawati juga memelihara kura-kura. Dengan begitu tupai-tupai luar mendapat kehidupan yang baik di kediaman Megawati.
Lebih lanjut kata Hasto, Presiden Kelima RI itu juga sering kali mengumpulkan daun-daun yang gugur untuk dijadikan kompos. Sebagian sampah yang tak bisa diolah di rumah dikirim ke Bogor bersama dengan sampah-sampah organik lainnya. "Ini menunjukkan perhatian beliau yang begitu besar," tegasnya.