Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Perjuangan agar Dolly Tidak Kembali

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 28 Agustus 2017 – 05:52 WIB
Perjuangan agar Dolly Tidak Kembali - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: JPG/dok.JPNN.com

Polisi tentu punya ilmu yang tinggi untuk tetap bisa menangkap perampok. Ada atau tidak ada tempat persembunyian.

Diskusi dengan aktivis Gang Dolly sore itu ternyata asyik sekali. Hampir dua jam. Saya relakan jatah waktu penulisan buku saya. Agar diskusi bisa lebih lama. Saya bisa meneruskan penulisan buku lain waktu.

Toh, buku itu kalaupun selesai ditulis belum tentu saya terbitkan sekarang. Isinya menyangkut orang-orang yang masih hidup yang mungkin kurang suka membaca isinya.

Tiga anak muda berkopiah itu ternyata kompak. Urunan kumpul-kumpul uang. Untuk membeli salah satu rumah bordil di Gang IV B Putat Jaya Timur.

Itulah salah satu gang yang dulunya padat dengan perdagangan pantat. Rumah ’’akuarium’’ wanita tersebut mereka ubah menjadi tempat belajar membaca Quran. Khusus untuk anak-anak.

Satu di antara tiga pemuda itu, Muhammad Rofiuddin, menjadi pengajar tetap. Rofi lulusan pesantren Al Amin Prenduan, Madura, yang terkenal itu. S-1-nya dia peroleh dari Unej, Jember. Rofi juga hafal Alquran.

Mohamad Nasih adalah ketuanya. Dia anak pedagang yang juga menjadi pedagang. Nasih punya toko pakaian di Jalan Jarak, sekitar 200 meter dari rumah bordil yang dibeli.

Toko itu sendiri berdwifungsi. Waktu sore dan malam, sebagian dagangannya disisihkan. Untuk tempat anak-anak belajar membaca Quran. Istri Nasih yang menjadi pengajarnya.

Saya lagi asyik menulis sore itu. ’’Ada tamu dari Gang Dolly,’’ ujar istri saya sambil berbisik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close