Permintaan Rano Karno pun Ditolak
Di lokasi yang terletak di Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Haji Nudin Nomor 17A, RT 07, RW 08, itulah dulu pengambilan gambar Si Doel Anak Sekolahan dilakukan. Mulai tayang pada 1994, sinetron tersebut bertahan sampai tujuh musim. Terentang dalam 162 episode.
Sinetron yang disutradarai dan dibintangi Rano Karno itu diadaptasi dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datuk Madjoindo. Juga, mengutip Wikipedia, dari versi layar lebar karya Sjumandjaja dengan judul sama yang dirilis pada 1972.
Sinetron itu melejitkan nama banyak pemerannya. Di antaranya, Mandra dan Basuki alias Karyo si pedagang batik. Mereka berteman, tapi juga berseteru. Perseteruan mereka yang selalu mengundang tawa yang biasanya paling ditunggu penonton.
Belakangan, Rano mengangkat lagi Si Doel ke dalam layar lebar dengan judul Si Doel the Movie. Film yang masih dibintangi, antara lain, Rano (Doel), Cornelia Agatha (Sarah), dan Maudy Koesnaedi (Zaenab) itu mulai tayang pada 2 Agustus mendatang.
Maya menerangkan, renovasi terhadap rumah serta seluruh pernak-pernik yang ada di halaman dan pekarangan dilakukan pada 2000-an. Penyebabnya, perubahan kepemilikan di sebagian halaman dan rumah tersebut.
Setelah sinetron Si Doel tamat dan proses syuting dihentikan, Rano memang memborong sebagian besar tanah di kawasan tersebut. Tak terkecuali kebun di halaman belakang yang dulu ditumbuhi banyak pohon bambu.
Di situ, mantan gubernur Banten itu membangun rumah. Lengkap dengan halamannya yang luas dan berpagar tinggi. Opelet tua yang dipakai di sinetron konon juga berada di rumah tersebut. ”Yang belakang sudah punya Rano Karno semua,” imbuhnya.
Karena kondisi rumah sudah menyempit, mau tidak mau, keluarga merenovasi total. Sebetulnya, menurut Maya, hal itu cukup disayangkan jika dilihat dari aspek sejarah. Tapi, keluarga tidak punya pilihan lain. Selain itu, bangunan perlu penyegaran.