Pernikahan Dini Syam dan Ayu, Kapan Punya Momongan?
Siri na pacce (budaya malu) itu juga yang memang menjadi pertimbangan keluarga untuk menikahkan keduanya. Meski, seperti diakui Nurlina, tante Fitrah Ayu, prestasi kemenakannya itu di sekolah terbilang bagus. Di sisi lain, Syamsuddin yang hanya lulusan kelas 5 SD mencari nafkah dengan menjadi kuli bangunan.
"Kami khawatir dengan pergaulan mereka. Apalagi selama Ayu tinggal di rumah orang tuanya, pengawasan kurang karena bapaknya sering keluar daerah bekerja," jelas Nurlina yang turut merawat Ayu semasa kecil karena ibu kandungnya, Darmawati, telah meninggal.
Akad nikah pasangan belia itu digelar secara sederhana di kediaman orang tua Ayu di Jalan Sungai Celendu, Kecamatan Bantaeng. Mempelai pria diwakili sang ayah, Dg Sangkala, dan kakaknya Sinta. Sementara dari keluarga perempuam hadir sang bapak, M. Idrus Saleh dan tantenya Nurlina.
Syamsuddin yang mengenakan kemeja biru dan kopiah tampak tegang saat mengucapkan ijab kabul. Fitrah yang mengenakan jilbab dan baju pink pun terlihat tersipu malu disamping sang suami.
Ucapan janji suci Syamsuddin sempat diucapkan dua kali. Sebab, penghulu mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Indonesia, sementara Syamsuddin menggunakan bahasa daerah (Makassar).
“Saya yang urus semua pernikahannya selama ini. Banyak perjuangan dan kesabaran yang dilalui dan alhamdulillah akhirnya mereka sah,” kata Nurlina.
Ayu mengenal Syamsuddin melalui seorang teman pada awal tahun lalu. Saat itu, dia hendak pulang dari sekolah. Setelah berkenalan, dia lalu diantar Syamsuddin pulang ke rumah.
Dari perkenalan itu, mereka kemudian sering berkomunikasi melalui Facebook. Hubungan pun kian terjalin. Berlanjut menjadi pacaran hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.