Pernyataan Bahlil soal Rempang Eco City: Ini Kami Mau Merebut Investasi
jpnn.com, BATAM - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal percepatan pengembangan proyek Rempang Eco City yang terkesan terburu-buru sehingga menimbulkan protes dari warga.
Bahli yang juga kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut investasi itu tidak seperti buah yang tumbuh dari sebuah pohon, tetapi harus direbut.
"Kami ini berkompetisi, negara tujuan foreign direct investment (FDI) terbesar di ASEAN saat ini diraih negara Singapura di posisi pertama. Sementara itu, Indonesia dengan luas wilayah lebih besar, justru berada di posisi kedua. Ini kami mau merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan," kata Bahlil di Batam Kepulauan Riau, Minggu (17/9).
Oleh karena itu, Bahlil menegaskan perebutan proyek investasi asing membutuhkan kecepatan dan ketepatan yang tidak menimbulkan kerugian di satu pihak.
"Kalau kita terlalu lama, memangnya mereka (investor) mau menunggu kita? Kita butuh mereka, tetapi di sisi lain, juga harus menghargai yang di dalam," tuturnya.
Pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju (KIM) itu menjelaskan total nilai investasi yang akan diserap dari proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City mencapai lebih dari Rp 300 triliun.
Di pengembangan tahap awal, katanya, investor akan menggelontorkan kurang lebih Rp 175 triliun.
Hal itu menurutnya bakal berdampak positif terhadap capaian pendapatan negara, serta dampaknya juga dapat dirasakan masyarakat berupa lapangan pekerjaan yang melimpah.