Pernyataan Keras Engelina Merespons Pengembangan Blok Masela Mau Balik ke Laut
“Sudah pasti akan dilawan, karena mereka hanya mengutamakan kepentingan sendiri, tanpa memikirkan kepentingan daerah,” ujar Engelina.
Engelina mengatakan, yang ditunggu sekarang bukan perubahan skema, tetapi seperti apa program hilirisasi terhadap gas Blok Masela.
Presiden Jokowi, kata Engelina, sudah berkali-kali menyampaikan hilirisasi dan industrialisasi, tetapi tetap saja ada pembantunya seperti Menteri ESDM yang tidak mampu menerjemahkan atau pura-pura tidak tahu arti penting hilirisasi yang diinginkan Presiden Jokowi.
“Semestinya Menteri ESDM menjelaskan seperti industri petrokimia yang hendak dibangun di Maluku. Jangan sampai nasib Blok Masela seperti Blok Gas Bintuni di Papua, di mana hanya gas yang dikeruk tanpa memikirkan industri petrokimia atau memang didesain agar industri petrokimia tidak menarik secara ekonomis sehingga menjadi pembenar untuk mengekspor gas ke luar negeri, kemudian rakyat dijadikan konsumen dari berbagai produk industry turunan gas yang dikelola di luar negeri,” kata Engelina.
Menteri ESDM, lanjut Engelina, harus mencontoh pembangunan kompleks petrokimia, seperti yang ada di Johor dan Trengganu Malaysia.
Kalau ada industri petrokimia dengan sendirinya mengurangi kebutuhan impor produk petrokimia. Selain itu, akan membuka ribuan tenaga kerja di Maluku, karena akan menjadi sentra ekonomi.
Engelina menjelaskan, seharusnya Domestik Market Obligation (DMO) yang 25 persen dari produksi bagian K3S, diperuntukkan bagi industri petrokimia yang akan dibangun di Maluku.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan di Blok Arun Lhokseumawe dan Bontang Kalimantan bisa dilakukan juga di Maluku.