Persaingan Makin Ketat
Parno Cemerlang di Tanah KelahiranRabu, 26 November 2008 – 04:16 WIB
Kendati sukses merebut jaket kuning dari pembalap Australia, para wakil Iran itu merasa kesuksesan mereka tak komplet dalam hasil tersebut. Kok, bisa? ”Kami gagal mendapatkan predikat raja tanjakan,” ungkap Amir.
Seharusnya, lanjut dia, salah satu pembalap Tabriz dapat menuai jaket polka dot yang kali pertama diperebutkan dalam turnamen berhadiah total USD 100 ribu tersebut. Sebab, mereka sudah memboyong para jago tanjakan untuk memperkuat tim tersebut, termasuk Ghader Mizbani Iranagh dan raja tanjakan edisi 2006 Mehdi Faridi Govis. Amir hanya mampu sebagai runner-up pada perebutan predikat raja tanjakan etape III.
Bukan Tonton Susanto yang menjegal langkah para pembalap Tabriz itu. Justru Parno yang berhasil menuai gelar tersebut untuk kali pertama. Dengan kesuksesan itu, Parno diganjar USD 100 dan tambahan 9 poin. ”Saya masih lupa-lupa ingat dengan jalur tanjakan di Desa Karang Reja, Purbalingga. Saya kan lahir di Purbalingga. Waktu kecil, saya suka bermain-main di sana,” kenang Parno. Motivasi lain yang diusung Parno adalah ditunggu sang ayah, Sunarji. Sebenarnya, dia tak menyangka bisa menuai gelar tersebut.