Persamaan dan Perbedaan Antara Letusan Kelud dan Merapi
jpnn.com - JAKARTA-- Kepala Pusat Badan Geologi, Surono menyatakan tidak ada yang bisa benar-benar memprediksikan aktivitas Gunung Kelud di Jawa Timur. Pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengungkapkan meski belum dapat dipastikan masyarakat sekitar harus tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi.
"Saya berharap tidak (meletus lagi). Masa lalunya tidak seperti itu. Mari kita tunggu kata akhir Kelud. Apakah dia minta berhenti, atau dia minta waktu sebentar. Yang penting jangan masuk radius 10 kilometer," tutur Surono di kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat, (14/2).
Mbah Rono mengatakan bahwa letusan Gunung Kelud yang terjadi Kamis malam (13/2) sama dengan letusan Gunung Merapi pada 5 November 2010 lalu. Bahkan, materialnya memiliki ukuran dan jumlah yang sama besar.
Meski materialnya sama, tapi ada perbedaan mendasar antara letusan Merapi dan Kelud. Mbah Rono menuturkan muntahan material Gunung Kelud mencapai 100-200 juta meter kubik dalam satu hari, sementara merapi dalam waktu satu bulan.
"Kelud itu dari September, sampai awal Februari, belum sampai 10 juta meter kubik. Tapi Kelud ini, bisa sampai 150 juta loh ini, baru sekali ini," paparnya.
Ditanya perbedaan antara Merapi dan Kelud, Surono menyatakan Gunung Kelud letusannya lebih singkat. Namun dalam bentuk letusan besar. Tahun 1919 adalah letusan terbesar Kelud yang menyebabkan timbul kawah.
"Pada tahun itu, 40 juta meter kubik ditumpahkan dan menyapu korbannya 5000 lebih. Makanya tahun 1920, kantor saya dulu vulkanologi dibikin oleh Belanda, kemudian coba dikurangi volume air, supaya jadi 17 juta meter kubik," sambungnya.
Untuk letusan Kelud saat ini, Surono sendiri belum mengetahui apakah akan terjadi letusan susulan atau tidak."Apakah Kelud kembali ke sejarah masa lalunya, eksplosif sebentar, kita juga belum tahu," tandasnya. (flo/jpnn)