Persekusi hingga Konfrontasi Bukan Jihad, Jangan Salah Kaprah
Karena itu, jihad harus digerakkan pengertiannya kepada peningkatan taraf hidup umat Islam dan masyarakat umumnya, menyediakan sandang, pangan, dan papan kepada orang yang tidak punya, juga saling menjaga kerukunan.
“Di Muhammadiyah sendiri ada prinsip darul ahdi wa syahadah, maka konteksnya yang dibangun adalah bagaimana pola, cara melakukan jihad itu. Jadi, misalnya sekarang konteknya membantu masyarakat bagaimana keluar dari kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan," kata dia.
Menurut dia, jihad di Indonesia seharusnya menjaga kerukunan sebagai proses kemanusiaan. "Bagaimana kita sama-sama saling menopang satu sama lain meskipun dengan perbedaan. Saya kita itu konteks jihad yang paling utama,” jelas Cak Nanto.
Cak Nanto menaruh perhatian penting pada cara dan metode jihad di tengah keragaman budaya Indonesia.
Dia menilai syariat Islam dalam urusan membela tanah air, agama, nilai, dan kehormatan bangsa sudah ditentukan oleh aturan-aturan supaya tidak melewati batas. Hal ini kaitannya dengan kehati-hatian bagi siapa pun yang menyerukan jihad dalam suasana damai, penerapannya yang tidak tepat hingga berujung pada persekusi dan konfrontasi.
“Jangan memahami jihad untuk konteks melakukan perang atau menyakiti orang. melakukan perkusi atau melakukan intimidasi karena perbedaan cara pandang, itu tidak menampilkan substansi Islam yang rahmatan lil'alamin," jelas Cak Nanto. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?