Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pertanian Australia 2015 Terlihat Optimis, Tapi Belum Untungkan Petani dan Warga

Senin, 05 Januari 2015 – 14:01 WIB
Pertanian Australia 2015 Terlihat Optimis, Tapi Belum Untungkan Petani dan Warga - JPNN.COM

Ahli strategis pertanian di Australia, Dr David McKinna mengatakan saat dolar Australia mulai turun, banyak produsen produk pertanian bernilai tinggi yang tidak dapat bersaing di pasar global.

"Saya rasa dolar akan berada di bawah 80 sen dolar Amerika Serikat di tahun 2015, dan ini akan membuka pasar ekspor lebih jauh," ujarnya. "Dalam lima tahun kebelakang, kita tidak bisa mengekspor karena mata uang satu dolar Australia yang sempat menyentuh 90 sen dolar Amerika Serikat, bahkan lebih tinggi lagi.

Menurut Dr McKinna juga nilai mata uang Australia yang tinggi di pasar global menyebabkan harga produk di dalam negeri menjadi murah.

"Karena tidak bisa diekspor, produk-produk pangan membanjiri pasar lokal dan akibatnya harga di dalam negeri jadi mudah," jelasnya. "Tapi kini keadaannya sudah sebaliknya, banyaknya permintaan seperti daging sapi dan kambing menyebabkan harganya naik."

Meski nilai tukar mata uang dolar Australia yang turun bisa mendorong ekspor, tetap saja ada membuat biaya produksi di sektor pertanian Australia tetap mahal.

Para petani di Australia dikenal memiliki biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya.

Biaya produksi yang mahal ini antara lain karena biaya pupuk dan bahan bakar, upah pekerja, tunjangan pensiun, asuransi, persyaratan kesejahteraan hewan, biaya untuk pengelolaan lingkungan dan limbah, dan sebagainya.

Australia memang memiliki kualitas produk pertanian yang baik, tetapi masih mahal jika memakai standar komoditas global.

Sejumlah pengamat pertanian mengatakan petani akan membayar lebih biaya produksi di tahun 2015, karena nilai pangsa ekspor yang bersaing dengan harga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA