Pertemuan IMF-WB Kelar, Bali Untung Besar
Selain itu, pemerintah pusat juga menjamin bandara di Bali Utara akan tetap terbangun. Namun, proses pembangunannya menunggu shortcut Denpasar - Singaraja selesai terlebih dahulu.
Selain itu, kata Koster, PT Kereta Api Indonesia juga akan membangun kereta listrik di Bali untuk moda transportasi. Pemerintah Provinsi Bali pun langsung meresponsnya.
“PT KAI akan mengembangkan transportasi sebagai moda transportasi. Saya setuju karena ini BUMN. Kereta api yang dikembangkan itu khusus. Gerbongnya bagus, eksterior dan interiornya bagus. Nanti dikembangkan kereta api listrik yang tidak menyebabkan polusi,” katanya.
Sebelumnya pemerintah telah membangun berbagai infrastruktur untuk menunjang kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-WB. Antara lain underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang anggarannya mencapai Rp 174 miliar dari APBN, serta pengembangan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Selain itu, pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga telah diselesaikan. Yang tak kalah penting adalah pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Sarbagita di Suwung, Denpasar dengan anggaran sebesar Rp 250 miliar dari APBN.
Bali, kata Koster, juga memperoleh manfaat lain dari Pertemuan Tahunan IMF-WB dengan meningkatnya kunjungan wisatawan. Bahkan, ada jumlah lapangan kerja baru mencapai 32.700 orang atau meningkat 1,26 persen.
“Terjadi peningkatan PDRB di atas Rp 1,2 triliun dan peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali mencapai lebih dari 6,5 persen, serta peningkatan promosi dan citra pariwisata Bali menjangkau 189 negara di seluruh dunia secara gratis,” ucap Koster.
Karena itu Koster mengajak seluruh komponen masyarakat Bali untuk bergotong-royong dan kompak demi kemajuan bersama. “Jaga nama baik Bali di hadapan masyarakat dunia guna mempercepat pelaksanaan pembangunan Bali ke depan,” katanya.(rb/feb/mus/JPR)