Pertemuan Intelektual Indonesia dengan Presiden Israel Dinilai Meninggalkan Kisruh
jpnn.com, JAKARTA - Jaringan Muda Untuk Demokrasi (Jarum Demokrasi) menyatakan pertemuan oknum aktivis dan intelektual Indonesia dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, belum lama ini merupakan pukulan telak bagi diplomasi Indonesia dan sangat mengecewakan masyarakat Indonesia.
Pertemuan yang terdiri dari lima aktivis Nahdlatul Ulama, dua Dosen UPH, satu Tokoh Agama Yahudi, dan satu aktivis internasional itu meninggalkan kisruh di tengah masyarakat.
Koordinator Jarum Demokrasi, Tegar menyebutkan bahwa Indonesia dan Palestina memiliki hubungan yang sangat erat, masyarakat Indonesia secara serentak mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.
"Pada saat Israel sedang terpojok karena seluruh dunia mengutuk genosida yang dilakukan terhadap warga Gaza, oknum aktivis yang berasal dari Indonesia justru berfoto bersama dengan Presiden Israel," kata Tegar dalam keterangannya, Jumat (2/8).
Dia menyebutkan meski pertemuan tersebut diakui dilakukan secara pribadi dan tidak mewakili entitas tertentu, tetapi faktanya dampak dari pertemuan tersebut telah memicu kegaduhan dan mengganggu stabilitas politik Indonesia.
Tegar menilai kegaduhan tersebut sangat tidak produktif dan cenderung dimanfaatkan untuk menutupi agenda-agenda yang penting bagi masyarakat, seperti masalah izin tambang bagi ormas, transisi pemerintahan, dan Pilkada Serentak 2024.
"Sebagai aktivis demokrasi, kami merasa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi isu izin tambang yang cukup kontroversial, serta agenda politik Pilkada Serentak dan transisi pemerintahan, yang makin bernuansa pragmatis dan elitis," lanjutnya.
Tegar juga menjelaskan masyarakat Indonesia berhati-hati terhadap lobi-lobi Israel. Belakangan ekses negatif yang muncul justru hanya diterima oleh aktivis dan intelektual Indonesia.