Pertumbuhan Ekonomi Harus 9 Persen
Agar Lolos dari Middle Income Trapjpnn.com - JAKARTA – Bank Dunia memperingatkan Indonesia agar segera mengejar tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Sebab, jika tidak, Indonesia akan sulit lolos dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus terakselerasi hingga 9 persen.
Menurut dia, kinerja pertumbuhan ekonomi yang dalam beberapa tahun terakhir berkisar 5–6 persen memang cukup tinggi. ’’Namun, itu belum cukup,’’ ujarnya saat memberikan sambutan dalam launching Development Policy Review 2014 di Jakarta kemarin (23/6).
Chaves mengungkapkan, pola perekonomian Indonesia yang sempat tumbuh lebih dari 7 persen, lalu sekarang stagnan di 5–6 persen, merupakan satu indikasi risiko middle income trap.
’’Selama ini pertumbuhan tinggi Indonesia ditopang lonjakan harga komoditas pada 2003–2011 serta suku bunga global yang rendah sejak 2009,’’ jelasnya.
Dia menuturkan, kondisi perekonomian global kini sudah berubah. Harga komoditas sedang tertekan dan suku bunga global mulai merangkak naik seiring pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan pengurangan stimulus injeksi moneter oleh Bank Sentral AS.
Namun, meski tertekan, Indonesia masih bisa mempertahankan kinerja ekonomi yang cukup baik. ’’Dunia sedang menunggu kedatangan Indonesia sebagai pemimpin ekonomi di arena global,’’ katanya.
Middle income trap merupakan istilah untuk negara dengan masyarakat berpendapatan menengah yang sulit naik kelas menjadi negara maju. Brasil merupakan salah satu contoh negara yang dianggap tengah berkubang pada middle income trap.