Perusahaan Tertutup Sulit Diajak Melantai di Bursa
jpnn.com - SURABAYA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku kesulitan mendorong perusahaan tertutup menjadi terbuka. Di wilayah tengah dan timur Indonesia, , perusahaan yang menjual sebagian saham di bursa hanya satu. Padahal, tahun lalu belum ada emiten yang baru dari kawasan ini.
’’Kalau tidak ada hambatan, akhir tahun ini ada satu emiten baru. Saat ini sedang diajukan ke BEI pusat,’’ kata Head of Education and Information PT BEI Area 2 Nur Harjantie kemarin (6/9).
Calon emiten itu sudah lama menjajaki komunikasi dengan BEI untuk proses menjadi perusahaan terbuka. Meski proses tersebut cukup panjang, rencana menjadi emiten itu mungkin bisa diwujudkan akhir tahun ini.
Sebelumnya, BEI pusat merevisi target jumlah emiten baru tahun ini. Yakni, dari 35 menjadi 25. Secara nasional, tercatat lebih dari 10 perusahaan emiten baru tahun ini.
’’Awalnya, kami berharap adanya tiga emiten baru dari Jawa Timur tahun ini. Tapi, sepertinya baru bisa satu yang terwujud. Dua perusahaan lain masih membenahi kondisi internal,’’ ungkapnya.
Ketika ditanya soal kemungkinan badan usaha milik daerah (BUMD) Jatim yang bisa menjadi emiten baru tahun ini, perempuan yang kerap disapa Nunung itu pesimistis.
BUMD yang didorong Pemprov Jatim untuk menjadi perusahaaan terbuka adalah PT Petrogas Jatim Utama. Namun, perusahaan tersebut masih perlu membenahi kondisi internalnya sehingga pengajuan menjadi perusahaan terbuka mungkin belum bisa dilakukan tahun ini.
Saat ini, jumlah emiten di wilayah timur dan tengah Indonesia mencapai 37 perusahaan. Secara nasional, jumlah emiten hanya 531 perusahaan. Jumlah emiten yang baru sedikit karena pemegang saham menilai manfaat menjadi emiten tidak signifikan.