Pesan Rusman Latief Saat Acara Bincang Santai Teras LPPM ATVI
Acara dwi mingguan ini merupakan kolaborasi dengan Masterpedia, Taman Bacaan Bukit Duri Bercerita dan didukung oleh Dana, penerbit Prenada Jakarta dan Penerbit Diomedia, Solo.
Dalam acara itu, Rusman latief menjelaskan dosen yang enggan menulis buku, selalu dengan alasan klasik, tidak memiliki keterampilan menulis. Padahal, kata dia, seorang dosen sudah memiliki keterampilan menulis, yaitu dengan menulis skripsi, tesis atau desertasi.
“Itu semua merupakan keterampilan menulis. Hanya, keengganan ini, muncul karena dosen kurang memiliki motivasi. Hanya mau jadi dosen yang biasa-biasa saja. Cukup mengajar di kelas melakukan pengabdian masyarakat dan menulis jurnal. Kurang motivasi menulis buku.
Padahal, kata dia, nilai Jenjang Jabatan Akademik (JJA) menulis buku teks atau ajar, nilainya tinggi, sama dengan nilai menulis di jurnal internasional.
Menulis buku, lanjut Rusman, memang bukan suatu pekerjaan instan, tetapi melalui tahapan-tahapan perencanaan. Pertama, harus memiliki niat, yaitu keinginan menulis buku yang manfaat. Jika niat sudah dimiliki.
Kedua adalah kepercayaan diri. Mampu menulis buku, mampu menyusun kata, kalimat, paragrap dan menjadi buku. Ketiga, iklas atau tulus.
Menulis buku tidak mengharapkan sesuatu, misalnya materi atau pengharagaan. Pokoknya ikhlas saja.
Keempat, jika buku yang ditulis buku ilmiah, harus menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kejujuran melakukan sitasi pada setiap pendapat seseorang. Jujur mengakui apa yang disampaikan adalah pandangan atau pendapat seseorang.