Petahana dan Penantang Punya Peluang Sama di Pilkada Kabupaten/Kota NTB
Oleh karena itu, lanjut Didu, calon penantang petahana dituntut menawarkan gagasan baru yang berbeda dari apa yang sudah ada.
"Jika peluang ini bisa dimanfaatkan calon penantang, bukan tidak mungkin calon petahana akan tumbang," kata Didu.
Didu juga meminta kontestasi pilkada tak sekadar dimaknai sebagai perebutan kekuasaan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan politik.
Didu berharap pemenang bukan lantaran memiliki kondisi finansial yang lebih banyak, melainkan visi dan misi yang lebih jelas.
"Untuk meminimalkan politik uang dan sebagai sarana pendidikan politik yang benar, KPU maupun kalangan stakeholders lain perlu memperbanyak votters education (pendidikan pemilih ) di kalangan milenial atau pemilih pemula agar memiliki perspektif yang baik tentang politik," ucap Didu.
Didu memperkirakan jumlah pemilih pemula pada pilkada 2020 di NTB akan naik sebesar 20 persen hingga 30 persen dari DPT di setiap kabupaten dan kota.
Dengan tingginya jumlah pemilih pemula atau milenial, mereka memiliki posisi tawar yang cukup signifikan dalam mendongkrak perolehan suara calon kepala daerah.
"Di era milenial yang mengandalkan teknologi 4.0 ini, keberadaan pemilih pemula tidak bisa dianggap remeh karena mereka memiliki identitas tersendiri dalam kumpulan komunitas yang rata-rata mengadopsi tehnologi gadget sebagai sarana interaksi sosialnya," kata Didu.