Petani di Queensland Kembangkan Drone Untuk Membasmi Hama
Menurutnya drone tersebut bisa diprogram untuk lepas landas, terbang berkeliling, mendarat untuk di-charge, sebelum terbang kembali.
Ia juga menambahkan akan lebih baik jika ada metode pendeteksian saat kelelawar datang, misalnya dilengkapi dengan sinar infra merah, yang kemudian akan memberikan sinyal agar drone datang.
Saat ini, penelitian untuk pengembangan drone sedang terfokus pada penciptaan sistem deteksi tersebut. Fase ini menjadi sangat penting sebelum akhirnya dibuat secara otomatis.
Van Rooyen juga mengatakan jika ia telah bekerja sama dengan pihak universitas dan badan Otoritas Keselamatan Penerbangan (CASA) di Australia untuk meyakinkan bahwa drone yang akan digunakannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
"Drone yang kami program tidak akan terbang tidak lebih dari 20 meter [dari permukaan tanah]," ujarnya. Tak hanya itu, nantinya drone tersebut hanya akan terbang di lahan pertanian miliknya yang bisa diawasi melalui komputer untuk mencegah resiko yang membahayakan.
Menurut Rooyen pasar ekspor buah leci, seperti Cina dan Amerika Serikat, memiliki peluang yang sangat besar. Sayangnya, dampak dari keberadaan hama burung dan kelelawar telah menyebabkan para petani hanya bisa mengawasi lahan yang lebih sedikit.
"Saat ini saya hanya bisa menjaga sejumlah lahan tertentu saja, tetapi jika nantinya ada drone yang bisa membantu saya, maka jumlah lahan yang bisa dimonitor lebih luas lagi," ujarnya.
Dengan cara ini, ia berharap dapat memajukan industri buah leci dari kawasannya.