Petani Milenial di Kalsel Raup Untung Manisnya Membudidayakan Melon Borneo
jpnn.com - TANAH LAUT - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) On the Spot dari lahan pertanian milik petani milenial Prastio Kuntoro, Selasa (2/4) dengan tema “Melon Borneo, Saranghaeyo”.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan tema itu diambil terinspirasi dari kata sarangheyo yang artinya “I love atau Jatuh Cinta” kepada Melon Borneo.
Dedi mengungkapkan saat ini Kementan sedang berupaya untuk melahirkan wirausaha muda di sektor pertanian, salah satunya adalah Prastio Kuntoro dari Tanah Laut, yang berkecimpung di budi daya melon.
“Melon borneo bisa menghasilkan duit yang banyak, dengan rumah kaca 10 x 30 meter hasilnya 3 ton. Jadi, kalau satu hektare itu berarti hasilnya 100 ton, dengan harga kira-kira 35.000/kg. Berarti satu bulan bisa mencapai dua miliar, artinya duitnya gede, siapa yang tidak cinta, siapa yang tidak mau jadi petani seperti ini,” ujarnya.
Dedi menjelaskan bahwa Prastio Kuntoro ini salah satu alumni dari magang di Korea Selatan, yang merupakan kerja sama Kementan dengan pemerintah Korea.
"Selama di Korea Selatan, mereka berlatih apa itu smart farming, varietasnya, green house, fertigasinya, nutrisinya, hidroponiknya, teknik budi daya. Kemudian petani milenial ini berkunjung ke smart farming yang ada di sana, dan berbagai komoditas. Setelah kembali ke Indonesia, mereka kemudian membangun seperti yang ada di sana,” ujarnya.
Dedi menambahkan, petani muda saat ini harus mempunyai jiwa wirausaha, harus kreatif dan inovatif untuk membangun sektor pertanian.
"Petani yang seperti itu (memiliki jiwa wirausaha tinggi) yang akan mampu menggenjot produktivitas sehingga ke depan produk bertambah bahkan bisa diekspor dan diterima di pasar internasional,” kata Dedi.