Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan
Minggu, 04 Oktober 2009 – 10:13 WIB
Tanpa menunggu waktu, peti pun kembali dinaikkan ke ambulans untuk dibawa ke pekuburan muslim Kampung Melayu Kayu Ara Pasong yang berlokasi 500 meter dari masjid. Belasan pria tampak berlari kecil di belakang ambulans yang melaju pelan sembari meneriakkan kata-kata syahid dan kalimat takbir.
Sesampainya di samping liang lahat yang sudah dikelilngi police line, keluarga pun disaring dan dipisahkan dari pengunjung lain. Membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi keluarga untuk berunding dan akhirnya memutuskan untuk menggergaji peti mati berwarna cokelat itu. Tim penggali makam pun segera menyiapkan gergaji listrik dan gerinda untuk membelah peti mati. "Kami ingin melihat dengan langsung jenazah beliau jadi kami tak rela jika harus langsung menguburkan tanpa melihat," terang Firdaus Rusdi, adik ipar Noordin yang menemani sang kakak, Siti Rahma.
Diiringi bunyi gerinda dan kepulan asap, peti mati Noordin pun akhirnya terbuka. Sejumlah anggota keluarga pun mendekat dan mulai menyaksikan wajah Noordin yang sudah terbujur kaku dengan muka yang menghitam. Sang ibu mertua, istri Rusdi Hamid, sontak pingsan. Isak tangis dan teriakan takbir berkumandang membuat suasana mencekam.