Piala Sudirman 2019: Awas, Tunggal Putra Denmark
jpnn.com, JAKARTA - PBSI mengirim tiga tunggal putra ke Piala Sudirman 2019 yang digelar di Nanning, Tiongkok, 19-26 Mei. Ada Anthony Sinisuka Ginting (peringkat tujuh), Jonatan Christie (delapan) dan Shesar Hiren Rhustavito (41).
Di fase penyisihan Grup B1, gemerlap sektor ini hanya mampu ditandingi oleh Denmark. Negeri Skandinavia itu membawa pasukan terbaik juga. Viktor Axelsen (tiga), Anders Antonsen (12), dan Rasmus Gemke (31). Selain Gemke, dua penggawa lain wajib diwaspadai oleh Ginting dan Jojo (sapaan Jonatan Christie). Dalam head-to-head, Ginting hanya unggul tipis atas keduanya. Rekor Jojo lebih jelek. Dia kalah dari Axelsen maupun Antonsen.
Apakah itu berarti Ginting akan diturunkan di laga melawan Denmark? Belum tentu. Seperti sektor-sektor lain, line up baru ditentukan sesaat jelang pertandingan. Melihat kondisi terakhir para pemain. ''Nanti last minute sebelum main diskusi dengan Susy (Susanti, manajer tim Piala Sudirman, Red),'' ujar Hendri Saputra, pelatih pelatnas tunggal putra.
Yang jelas, Hendri memberikan drill khusus untuk menghadapi pemain Eropa. Rata-rata pemain dari benua biru punya kelebihan berupa tinggi badan. Axelsen menjulang setinggi 192 cm, sedangkan Antonsen 183 cm. Penguasaan lapangan mereka bagus, terutama Antonsen. Postur berpengaruh pada akurasi serangan. Juga jadi modal untuk menekan lawan.
(Baca Juga: BWF Perkenalkan Bulu Tangkis Gaya Baru, AirBadminton, Lihat! Enggak Pakai Bulu)
Karena itu, selama dua minggu terakhir, Hendri banyak mematangkan strategi serta menguatkan fisik anak buahnya. ''Axelsen dan Antonsen tipe pemain yang ulet, tajam, dan agresif. Kami jelas nggak bisa mengubah kebagusan yang dimiliki lawan. Termasuk tinggi badan yang membuat mereka gampang menyerang,'' papar Hendri kemarin.
Secara teori, Hendri menuturkan, Ginting dkk harus lebih berani mengambil celah, kuat diadu, dan punya daya tahan yang bagus. Jika terlihat tanda-tanda musuh akan menekan, mereka harus mampu membalik keadaan.
Teori itu sudah pernah dipraktikkan Jojo saat menghadapi Axelsen di perempat final Malaysia Open bulan lalu. Hasilnya, untuk kali pertama, Jojo menang atas juara dunia 2017 tersebut. ''Dalam permainan kan enggak selalu dalam posisi menyerang, kemudian menang. Harus ada kontrol permainan,'' kata Hendri.