Pidato Jokowi Dianggap Cuma Iklan Sukses
Menurut Ray, tidak dilibatkannya KPK dan Komnas HAM dalam laporan itu memberi kesan bahwa dua lembaga ini seperti tidak diperhitungkan.
"Atau bisa jadi menggambarkan bahwa rezim yang sekarang tidak menempatkan dua lembaga ini sebagai lembaga yang berperan besar menentukan kesuksesan dan keberhasilan bangsa ini mencapai tujuan kemerdekaannya," ungkapnya.
Malah lanjutnya, forum paripurnya MPR ini malah terlihat seperti forum Ketua MPR yang ditandai dengan panjangnya pidato dan bahkan terdengar seperti mengemukakan hal yang semestinya diungkapkan oleh presiden.
Sekalipun inovasi ini terlihat menarik tapi menurut Ray, butuh perbaikan subtansi dan tekhnis. Sebab bukan saja karena hal ini potensial dipersoalkan secara konstitusional tapi juga terlihat seperti tidak efektif.
"Tak terbayangkan seorang presiden berpidato 3 kali di satu ruangan yang sama, dalam hari yang sama dan dalam forum yang hampir sama. Bagaimanapun ini terlihat seperti pemborosan waktu dan dengan sendirinya tidak efektif," pungkasnya. (fas/jpnn)