Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pil KB Sebabkan Sakit Kepala? Ini Solusinya

Kamis, 02 Agustus 2018 – 21:12 WIB
Pil KB Sebabkan Sakit Kepala? Ini Solusinya - JPNN.COM
ILUSTRASI. Sakit Kepala. Foto: Laman Care2

jpnn.com - Tak sedikit orang yang mengandalkan pil KB untuk menunda momongan. Apakah Anda salah satunya? Jika ya, Anda mungkin pernah mengeluhkan sakit kepala setelah mengonsumsi pil tersebut.

Perlu Anda ketahui, pil KB terbagi menjadi dua jenis: pil KB kombinasi (hormon estrogen dan progesteron), dan pil KB yang hanya mengandung progesteron saja. Kedua jenis pil KB tersebut mengandung hormon sintetik, yang cara kerjanya mirip dengan hormon reproduksi wanita.

Pada pil KB kombinasi, hormon sintetik estrogen dan progesteron dapat membantu mencegah kehamilan. Ini karena kedua hormon sintetik itu bermanfaat untuk:

Mencegah ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga sulit ditembus sperma, menjaga lapisan dalam rahim tipis, sehingga sel telur yang berhasil dibuahi tidak akan menempel.

Sementara itu, pil KB berisi progesteron hanya mampu mengubah lendir serviks dan lapisan dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

Sakit kepala akibat pil KB

Hormon reproduksi di dalam tubuh wanita selalu berfluktuasi, mengalami kenaikan dan penurunan sesuai dengan masa dalam siklus haid. Diperkirakan, keluhan sakit kepala berkaitan dengan penurunan kadar hormon estrogen menjelang menstruasi, dan beberapa hari pertama saat terjadi siklus menstruasi.

Efek tersebut ternyata juga berlaku saat seorang wanita mengonsumsi pil KB. Bagi beberapa wanita, konsumsi pil KB dapat membantu mengurangi keparahan gejala. Sementara pada beberapa wanita lainnya, konsumsi pil KB justru dapat memperparah gejala yang ada. Hal tersebut bisa terjadi karena pil KB memiliki kandungan yang menyerupai hormon reproduksi wanita.

Diperkirakan, keluhan sakit kepala berkaitan dengan penurunan kadar hormon estrogen menjelang menstruasi, dan beberapa hari pertama saat terjadi siklus mens.

Sumber Klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News