Pilgub Jabar 2018: Mesra dengan Golkar, PDIP Mulai Goda PPP
jpnn.com, JAKARTA - PDI (PDI) Perjuangan masih membuka komunikasi politik dengan partai lain sebelum menentukan calon pasangan yang mereka usung di pemilihan gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2018.
Partai banteng siap berkompromi dan tidak akan memaksakan diri meminta posisi sebagai calon gubernur. Mereka membuka peluang bagi semua partai untuk merapat.
Wasekjen DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menyatakan, partainya bisa mengusung sendiri calon yang diinginkan. Sebab, pihaknya di DPRD mempunyai 20 kursi. Jumlah itu sudah memenuhi syarat untuk mengusulkan pasangan calon sendiri. Namun, partai banteng tetap ingin berkoalisi dengan partai lain untuk menjadikan Jabar lebih baik. "Semua partai kami ajak bicara,’’ kata Eriko, Minggu (24/12).
Salah satu partai yang semakin intens berkomunikasi dengan PDIP adalah Partai Golkar. Sebenarnya, sejak awal dua partai tersebut berkomunikasi untuk bersama-sama menghadapi pilkada. Mulai tingkat bawah, baik DPC, DPD, maupun DPP, terus berkoordinasi dengan partai beringin.
Namun, Partai Golkar tiba-tiba mengalihkan dukungan dan memutuskan mendukung Ridwan Kamil alias RK. ’’Bukan kadernya sendiri,’’ katanya.
Saat ini, kata Eriko, partainya terus berbicara dengan partai yang berkuasa saat orde baru tersebut. Menurut evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan beberapa kali pilkada di Jabar, PDIP selalu mendapat hasil terbaik ketika berkoalisi dengan Partai Golkar. Berdasar evaluasi tersebut, PDIP bisa kembali bekerja sama dengan partai yang mempunyai warna kebanggaan kuning itu.
Anggota DPR RI tersebut menerangkan, pihaknya tidak akan memaksakan diri untuk mendapatkan posisi calon gubernur. Bisa juga sebagai calon wakil gubernur. Kompromi politik tentu akan dijalankan.
Hal itu sangat bergantung pada lobi-lobi yang dilaksanakan. Yang pasti, lanjut dia, hubungan partainya dengan Golkar semakin erat. ’’Kami tidak tahu siapa yang nanti diusung menjadi calon gubernur,’’ paparnya.