Pimpinan Komisi V DPR: Jangan Persoalkan Daerah yang Wajibkan Swab Test PCR
Menurut dia, ini merupakan konsekuensi dari sebuah kebijakan yang harus diterima. Sebab, kata Syarief, tidak bisa menerapkan sesuatu secara kaku dalam kondisi yang abnormal seperti sekarang ini. “Karena sekarang ini kondisinya boleh dikatakan darurat,” tegas legislator Dapil I Kalbar itu.
Apalagi, kata dia, banyak negara-negara di dunia kasus Covid-19 membeludak. Bahkan, sudah banyak negara-negara yang menerapkan lockdown. “Sehingga apa yang dilakukan oleh daerah dengan meningkatkan grade-nya maka pemerintah pusat sebaiknya biarkan saja. Mestinya langkah itu harus didukung,” katanya.
Memang, ia menambahkan setiap kebijakan memiliki konsekuensi atau risiko, misalnya terkait dengan perekonomian. Namun, kata dia, di sisi positifnya kasus corona di Kalbar menurun.
“Kenyataannya, Kalbar ini setelah diterapkan oleh Pak Gubernur sejak tanggal 1 Januari sampai sekarang terjadi penurunan penularan Covid-19. Berdasar keterangan yang saya peroleh kemarin, tingkat kesembuhan sudah 90 persen,” ujarnya.
Sekretaris Fraksi Partai NasDem di MPR ini pun mengingatkan lagi jangan sampai nanti ada orang dari luar datang ke Kalbar membawa virus corona. Menurutnya, bila tidak diawasi dan dibentengi dengan kebijakan yang ketat, maka hal ini bisa saja terjadi.
Maka dari itu, kata dia, perlu kepastian bahwa yang datang itu benar-benar sudah melakukan uji usap PCR. Sebab, proses dan hasilnya lebih valid dari rapid test antigen.
Menurut Syarief, kalau rapid test bisa saja hasilnya nonreaktif, tetapi ketika dilakukan swab test malah positif. “Saya minta pemerintah daerah antisipasi. Lakukan saja tes acak dalam satu waktu mendadak, sehingga orang tidak berani melakukan atau mencoba-coba memanipulasi dan mengakali,” katanya. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: