Pimpinan Parpol Jakarta Kumpul, Minta Jokowi Tidak Nyapres
jpnn.com - JAKARTA - Dimotori Partai Gerindra, pimpinan partai politik di Jakarta, kemarin (11/3), berkumpul di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Parpol yang hadir dalam pertemuan tersebut yakni Partai Gerindra, Hanura, PPP, PBB, PKS, PAN dan Partai Demokrat.
Mereka berkumpul untuk membahas perihal keberadaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang berencana maju sebagai calon presiden (capres). Dalam petemuan itu, pimpinan parpol minus PDI Perjuangan, meminta Jokowi untuk tetap konsen mengurus Jakarta sampai masa jabatannya berakhir.
"Kalau Jokowi tetap nyapres berarti, beliau telah membohongi Tuhan. Kalau tuhan saja sudah dibohongi gimana manusia," celoteh Ketua DPD Partai Hanura Jakarta Ongen Sangaji yang diamini oleh pimpinan parpol yang ada dalam pertemuan itu.
Ongen menegaskan, sebenarnya warga Jakarta masih mendambakan kepemimpinan Jokowi. Karena itu, bila Jokowi benar mencalonkan diri jadi calon presiden, berarti menyakiti hati rakyat Jakarta.
"Tidak hanya menyakiti hati warga Jakarta, kalau Jokowi jadi nyapres, berarti Jokowi telah melanggar sumpah jabatannya ketika dilantik, di mana Jokowi siap memimpin Jakarta sampai jabatannya berakhir," beber dia.
Sedangkan pendapat berpeda terlontar dari Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Mujahidin. Ia mengatakan, saat ini masih banyak persoalan yang belum bisa ditangani oleh Jokowi. Persoalan itu tidak lain adalah banjir dan kemacetan di Jakarta.
"Saya yakin Jokowi bisa mengatasi persoalan ini apabila Jokowi bisa mengabdikan dirinya untuk Jakarta sampai masa akhir jabatannya. Apalagi Jokowi pernah berjanji pada saat kampanyenya di pilkada bahwa dirinya beserta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa menyelesaikan persoalan banjir dan macet yang selama ini tidak pernah bisa diselesaikan oleh gubernur sebelumnya," tegas dia.
Hal senada pun diungkapkan Wakil Ketua DPW PPP Jakarta Joko Krismiyanto. Dia tidak hanya melihat kalau Jokowi belum bisa mengatasi masalah banjir dan kemacetan. Program-program yang diluncurkan Jokowipun banyak yang perlu diperbaiki.