Pimpinan Tentara Monggol yang Menyerbu Jawa Berhutang Nyawa pada Marco Polo
Dan kami pun dibawa menghadap pimpinan mereka. Kata Paman Maffeo, selain Raja Persia, di wilayah ini juga ada pimpinan orang Tartar (Monggol).
Namanya Borghai. Saudara Kaisar Khubilai. Borghai dan anak buahnya masih suka berkelana. Mengembara berpindah-pindah tempat.
Ayah dan Paman Maffeo memberi Borghai bermacam hadiah. Sebagai balasan, kami dijamu tinggal di kemah-kemah mereka beberapa hari.
Meski senantiasa menyandang panah, bahkan saat tidur, mereka ramah dan bersahabat. Sungguh menyenangkan. Anggapan orang Barat tentang orang Timur selama ini ternyata salah.
Suatu hari kulihat seorang pemuda Tartar disiksa algojo. Aku tak tega. Segera kutemui Borghai, pemimpin orang Tartar yang perkasa.
Pemuda itu Petroyin. Dihukum karena mencuri panah. Bagi orang Tartar, itu perbuatan hina. Sebab, panah adalah nyawa mereka.
Kata Borghai, pencuri harus dipukul sampai mati. Kecuali kalau dia mau membayar sepuluh keping uang emas.
“Jika demikian, saya akan menebus Petroyin,” kataku sambil membayar sepuluh keping uang emas.