PLN Indonesia Power Manfaatkan Limbah Racik Uang Kertas untuk Bahan Baku Cofiring PLTU Bengkayang
jpnn.com, BENGKAYANG - PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali memperluas pemanfaatan biomassa Limbah Racik Uang Kertas (LURK), sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang - PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat setelah sebelumnya sukses diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.
Hal ini merupakan salah satu upaya korporasi dalam mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.
Kolaborasi ini diwujudkan dalam penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat tentang pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai Bahan Bakar Alternatif.
MoU ditandatangani oleh Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo dan Kepala Kanwil Bank Indonesia Kalbar Nur Asyura Anggini Sari.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan perusahaan terus melakukan inovasi dalam menerapkan progam cofiring, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan LURK.
"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," ujar Edwin.
Pemanfaatan LURK sebagai bahan baku cofiring ini terus diperluas dan yang terbaru diterapkan pada PLTU Bengkayang, pemanfaatan LURK tersebut merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.
Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU juga dilaksanakan pengiriman perdana LRUK ke PLTU Bengkayang sebanyak 9 ton untuk ujicoba cofiring.