PM Belanda: Ini Serangan terhadap Masyarakat Toleran
jpnn.com, UTRECHT - Pemerintah menetapkan status siaga level tertinggi setelah terjadi serangan di stasiun trem 24 Oktoberplein, Utrecht, Belanda. Kemarin, Senin (18/3) seorang pria mengeluarkan tembakan membabi buta di stasiun trem pusat kota itu.
Otoritas keamanan setempat mengejar pria bernama Gokmen Tanis. Pria keturunan Turki itu diduga sebagai teroris yang masih menebar ancaman di kota terbesar keempat di Belanda tersebut.
''Ini adalah serangan terhadap masyarakat yang terbuka dan toleran. Pilihan kami hanya satu, terus memerangi kekerasan dan intoleransi,'' tegas Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebagaimana dilansir Reuters.
Menurut salah satu saksi, serangan tersebut terjadi di trem saat baru saja berhenti di stasiun. Dia menceritakan, seorang pria langsung berdiri saat kereta melambat. Dia lalu memberondong seisi gerbong dengan senjata laras panjang.
''Saat itu, saya ada di bagian belakang. Saya beruntung bisa kabur karena jendelanya sudah dihancurkan dua pemuda,'' ungkap perempuan tersebut kepada stasiun TV NRC.
BACA JUGA: Polisi Buru Pria Turki terkait Penembakan di Trem Belanda
Penumpang trem pun langsung kabur setelah gerbong dibuka masinis. Beberapa di antara mereka langsung mencari perlindungan ke gedung-gedung sekitar stasiun. ''Setelah mendengar suara tembakan, saya melihat beberapa orang masuk ke kantor saya. Mereka bersembunyi,'' ujar Vincent van Roon, salah seorang saksi, kepada CNN.
Versi lain diceritakan saksi yang diperoleh RTV. Pria itu mengaku melihat perempuan dewasa yang ditembak empat orang. ''Perempuan itu berkata, 'Saya tak melakukan apa-apa'. Lalu, terdengar dor, dor, dor,'' ungkap saksi yang indentitasnya tak disebutkan itu menurut Daily Mirror.