PM Israel Marah Besar dengan Berita Al Jazeera soal Konflik di Yerusalem
jpnn.com, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan menempuh upaya hukum untuk mengusir (kantor berita) Al Jazeera dari Israel. Netanyahu marah, karena biro Al Jazeera di Yerusalem dianggap menurunkan laporan provokasi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Masjid Al Aqsa.
Netanyahu menilai Al Jazeera menurunkan laporan yang menghasut massa di tengah konflik, tanpa berusaha mengonfirmasi dan melihat dari sisi lain.
Dia mengatakan, akan berusaha menutup kantor Al Jazeera di Yerusalem. "Jaringan televisi yang berbasis di Qatar itu menghasut kekerasan di tengah ketegangan. Saya telah beberapa kali mengajukan banding ke agen penegak hukum menuntut penutupan kantor Al Jazeera di Yerusalem. Jika ini tidak terjadi karena penafsiran hukum, saya akan berupaya memberlakukan undang-undang yang dibutuhkan untuk mengusir Al Jazeera dari Israel," katanya seperti dirangkum dari Haaretz, Kamis (27/7).
Pekan lalu, di tengah bentrokan antara Palestina dan pasukan Israel di kawasan Al Aqsa, Al Jazeera menerbitkan sebuah video di mana seorang perwira Israel tampak menendang seorang pejuang Palestina yang sedang berdoa di atas sajadahnya. (adk/jpnn)
(Baca: Polisi Tendang Pria Sedang Salat, 3 Orang Tewas, Ratusan Terluka)