Polda Kalbar Bentuk Tim Khusus, Gubernur Siap Berikan Bantuan Hukum
jpnn.com - PONTIANAK - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat akan membentuk tim khusus dalam upaya membongkar jaringan AKBP Idha Endri Prastiono dan Bripka Harahap, dua oknum anggota Polda Kalbar yang terlibat kasus narkotika di Malaysia. Diduga selain dua oknum polisi tersebut, tidak menutup kemungkinan ada oknum lain yang terlibat di dalamnya.
“Saya perintahkan untuk membentuk tim khusus. Dan tadi malam sedang proses seleksi. Agar saya tidak salah memilih orang untuk menyelidiki kasus ini,” kata Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Arief Sulistyanto, seperti dilansir dari Pontianak Post, Rabu (3/9).
Dikatakan Arief, tim ini nantinya melakukan pendalaman dan mendalami semua informasi dari berbagai aspek. Baik itu dari aspek penyidikan maupun aspek lainnya yang memungkinkan ada keterlibatan orang lain.
“Saya pernah katakan, waktu pertama kali saya ke sini, saya seperti masuk ke hutan belantara, ada manusia di dalam hutan itu, ada yang setengah manusia ada juga yang bukan manusia. Jadi saya berharap bertemu dengan manusia-manusia yang baik, bukan manusia setengah manusia untuk bongkar itu semua,” kata mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri ini.
Selain membentuk tim khusus, Kapolda Kalbar juga akan melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap mantan anak buah AKBP Pras dan melakukan pengawasan terhadap istrinya. “Akan kami periksa. Untuk pengawasan terhadap istri-istri mereka, saat ini pengawasan itu dalam proses,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Arief juga mengemukakan perkembangan pemeriksaan oknum polisi yang tertangkap oleh pihak otoritas di Malaysia itu. “Kemarin saya sudah lapor kepada bapak Kapolri, karena ini yang menangani bukan kontigen Sarawak, namun yang menangani adalah Bukit Aman, sehingga koordinasi, konsultasi dan berkaitan dengan penanganan kasus ini, langsung dilakukan oleh Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri,” katanya.
Lanjut Arief, statemen bapak Kapolri, dalam menanggapi atau menyikapi kasus ini, Kapolri Jendral Sutarman memintanya untuk tetap melaksanakan tugas seperti biasa. “Saya kemarin menghadap pak kapolri. Dan saya katakan, saya mohon maaf pak, kejadian ini pada saat saya menjadi Kapolda. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalau seandainya saya dinilai gagal, saya tunggu putusan pak Kapolri. Tapi pak Kapolri bilang, ini bukan kesalahan kamu, lanjutkan tugas saja,” kata Arief mengulas percakapannya dengan Kapolri Jendral Sutarman.
Arief tidak menampik, dengan tertangkapnya dua oknum anggota Polda Kalbar di Malaysia ini, memepertegas bahwa Kalimanatan Barat sangat rawan terjadinya penyelundupan barang illegal dan obat-obatan terlarang. “Iya. Itulah kenapa wilayah perbatasan harus mendapatkan pengawasan yang ketat. Kenapa saya menekankan kepada para kapolres di perbatasan dan Reserse Kriminal Khusus untuk benar-benar melakukan penegakkan hukum terhadap masuknya barang-barang illegal. Kelihatnnya sepele. Contohnya komoditas gula. Ada gula satu truk masuk melalui pintu perbatasan. Namun jika ada satu karung sabu dimasukkan diantara gula-gula itu kita tidak tahu. Untuk itu kami sama-sama untuk awasi terhadap lalu lintas di perbatasan,” pungkas Arief.