Polda Ungkap Esek-esek Bintang Lima
Amankan Tiga Germo Asal Jakarta dan Surabayajpnn.com - SURABAYA – Lokalisasi dan seluruh tempat hiburan sudah diliburkan selama bulan puasa. Tetapi, bisnis prostitusi tetap saja menggeliat. Buktinya, Polda Jatim mengungkap praktik prostitusi on call khusus pelayanan bintang lima di Surabaya.
Bukan hanya satu, namun ada tiga penyedia jasa berbeda yang ditangkap dalam waktu bersamaan. Kasus tersebut diungkap anggota Subdit Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim. Pengungkapannya memakan waktu hampir sebulan. Tepatnya ketika memasuki bulan puasa.
Hasilnya, tiga tersangka dapat ditangkap. Mereka adalah GCA alias Geri, 29, warga Kupang; IN alias Indro, 30, warga Surabaya; dan Abdul Halim, 35, warga Jakarta. Ketiganya merupakan germo yang memiliki anak buah sendiri-sendiri.
Kasubid Pengelola Informasi dan Dokumentasi Bidang Humas Polda Jatim AKBP Hanny Aziza menjelaskan, kasus itu terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan yang cukup rumit dan memakan waktu.
Awalnya, ada informasi jasa layanan esek-esek yang tetap buka pada Ramadan. ’’Informasi itu ditindaklanjuti dengan penyelidikan,’’ katanya.
Berdasar bukti awal yang didapat, jasa tersebut berkelas bintang lima. Istilah itu diambil karena rata-rata kencannya dilakukan di hotel bintang lima. Sebab, itulah syarat yang diajukan germo dan PSK. Salah satu tujuannya, menjaga privasi pengguna sekaligus menghindari gerebekan yang biasanya gencar pada bulan puasa.
Cara praktiknya sama dengan germo yang diungkap sebelumnya. Mereka menjajakan PSK secara online melalui fasilitas BlackBerry Messenger (BBM). Melalui media itu, germo menawarkan dan memajang PSK yang menjadi stoknya, termasuk tarif yang ditetapkan.
Untuk sekali kencan, germo mematok harga Rp 4 juta–Rp 5 juta. Tarif tersebut sudah termasuk jasa cabul dan komisi bagi si germo. ’’Pembagiannya adalah 70 persen untuk PSK, sisanya untuk germo. Itu kesepakatan tidak tertulis,’’ jelas Hanny.