Ekspresi politik dan kebudayaan anak-anak muda di masa depan pasti semakin demokratis dalam suatu masyarakat yang semakin terbuka. Sesungguhnya, resultante dari polemik DIY mestilah kita teruntukkan bagi masyarakat di masa depan. Bukan untuk kita yang mungkin masih memiliki hubungan emosional yang dalam dengan masa silam dan rada rikuh melepaskannya. (**)
SYAHDAN, sembilan puluh dua tahun kemudian, hari-hari ini, perdebatan Tjipto Mangoenkoesoemo yang “nasionalis” dan Soetatmo Soerjokoesoemo