Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Politikus PDIP Ansy Lema Menyoroti Pembangunan Wilayah Perbatasan Era Revolusi Industri 4.0

Jumat, 20 Desember 2019 – 09:12 WIB
Politikus PDIP Ansy Lema Menyoroti Pembangunan Wilayah Perbatasan Era Revolusi Industri 4.0 - JPNN.COM
Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (posisi berdiri) menjadi pembicara Seminar Nasional bertema “Kebijakan Kawasan Perbatasan di Era Revolusi Industri 4.0” di Kefamenanu, Kabupaten TTU, Provinsi NTT. Foto: Humas DPR RI

Ansy juga menguraikan tantangan dan potensi pembangunan perbatasan era Revolusi Industri 4.0. Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Unsur-unsur penting Revolusi Industri 4.0 seperti enterprice Resource Planning, Internet of thing, big data, yber physical cloud computing, dan artificial intelegence.

Revolusi industri mendatangkan manfaat seperti efisiensi dan produktifitas meningkat, biaya yang lebih murah, identifikasi dan pemecahan masalah yang lebih cepat. Namun, juga punya tantangan seperti kesiapan industri, tenaga kerja terpercaya, kemudahan pengaturan sosial budaya, diversifikasi dan penciptaan lapangan kerja. Peluang industri 4.0 yaitu inovasi ekosistem, basis industri yang kompetitif, investasi pada teknologi, dan integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan.

"Dengan teknologi digital, pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian peran atau kolaborasi atau gotong royong atau kita kenal dengan shared economy. Go-Jek menjadi contoh aktual. Go-Jek pada Juni 2016 bervaluasi sebesar Rp17 triliun dan meningkat menjadi Rp24 triliun di 2018, padahal Go-jek sama sekali tidak memiliki armada tetapi bermitra dengan lebih dari 400 ribu pemilik kendaraan di tahun 2018. Revolusi industri 4.0 sejatinya menyajikan peluang yang luas bagi siapapun untuk maju,” tambah Ansy.

Ansy Lema mendorong UNIMOR menjadi agen perubahan yang menghasilkan manusia-manusia unggul. Dua pusat Studi UNIMOR yakni Pusat Studi Perbatasan dan Pusat Studi Lahan Kering memiliki posisi strategis memberikan kontribusi ilmiah terhadap pengambilan kebijakan terkait perbatasan, termasuk mempersiapkan SDM perbatasan yang terliterasi Revolusi Industri 4.0. Unimor harus menciptakan inkubator-inkubator yang menjadi role model pengembangan lahan kering dan pengelolaan perbatasan.

Di NTT, masalah yang menghambat implementasi Revolusi Industri 4.0 adalah kelayakan instrastruktur telekomunikasi dan ketersediaan listrik yang masih minim.

Sementara itu, Raymundus Fernandes menjelaskan masalah utama perbatasan di TTU, yakni masalah kemiskinan, rendahnya derajat kesehatan, kualitas pendidikan serta konflik tapal batas di Bidjael Sunan, Oben, Subina.

Sedangkan Wakil Rektor UNIMOR Werenfridus Taena memaparkan pengembangan cross border tourism terhadap perekonomian wilayah, terutama di Perbatasan Wini.

Menurutnya, posisi Wini yang strategis secara geopolitik menjadi peluang bisnis bagi masyarakat sekitar seperti jasa transportasi, penginapan, kuliner, dan suvenir.(fri/jpnn)

Ansy Lema mendorong UNIMOR menjadi agen perubahan yang menghasilkan manusia-manusia unggul.

Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close