Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Poltak

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sabtu, 14 Mei 2022 – 12:44 WIB
Poltak - JPNN.COM
Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul. Foto: Ricardo/JPNN.

Tatanan yang egaliter dan demokratis ini mengalami distorsi selama Orde Lama. Presiden Soekarno menghidupkan kembali spirit feodalisme dengan menyebut dirinya ‘’Paduka Yangmulia Presiden Republik Indonesia’’, sebutan yang selama era feodal dipakai oleh raja-raja. Soekarno kemudian mengangkat diri menjadi presiden sumur hidup, sama dengan para raja feodal yang menjadi penguasa sepanjang hidupnya sampai mati.

Orde Baru muncul dan mengeklaim akan melakukan koreksi terhadap penyimpangan Orde Lama, tetapi yang terjadi kemudian tidak banyak berbeda. Feodalisasi selama Orde Baru dilakukan dengan menjadikan etnis Jawa sebagai konsep dominan. Presiden Soeharto memakai konsep kekuasaan Jawa untuk memperkuat legitimasi politiknya.

Soeharto menempatkan diri sebagai penguasa dan raja Jawa. Soeharto memakai filosofi kekuasaan Jawa dalam praktik politik praktis. Budaya Jawa menjadi budaya dominan yang dipaksakan dan diseragamkan di seluruh Indonesia. 

Istilah-istilah Jawa dipakai di seluruh Indonesia tanpa memperhatikan lokalitas dan kearifan lokal. Nama bangunan seperti ‘’Graha Sabhaloka’’ dipakai di Jawa sampai ke Papua. Orang lokal tidak paham artinya, dan bahkan tidak bisa mengejanya dengan sempurna.

Orde Baru jatuh dan lahirlah Orde Reformasi. Keutuhan negara kesatuan sempat retak karena gejolak etnis di beberapa wilayah. Identitas etnis masih tetap hidup seperti api dalam sekam yang setiap saat bisa meledak menjadi kebakaran besar.

Bangsa Indonesia sudah menyepakati konsensus nasional dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar. Negara kesatuan sudah disepakati sebagai entitas yang menjadi rumah besar bagi semua etnis, budaya, adat istiadat, dan agama.  

Memainkan isu-isu etnis dan isu primordial bisa mengancam fondasi utama bangsa dan bisa membuatnya ambruk. Tidak ada privilege bagi kelompok suku yang lebih besar dibanding kelompok etnis yang minoritas. Tidak ada privilege satu agama atas agama lainnya.

Poltak si Raja Minyak sudah punya pengalaman pribadi mengenai kebhinekaan dan sering menyuarakan jargon-jargon kebhinekaan dan kesatuan. Poltak harus berhenti mengolok-olok Anies Baswedan dengan memakai isu dan idiom etnis. (*)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Ruhut Sitompul, sering disebut sebagai si Poltak, sudah sangat dikenal sebagai bagian dari kubu yang berseberangan dengan Anies.

Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News