Polwan Cantik Ini Bikin Pengendara Ketagihan Dirazia
“Yang saya geledah itu perempuan. Tapi dia agak berontak, katanya paling gak suka diraba-raba,” ujar wanita kelahiran 30 Agustus 1993 saat ditemui di Polres Malinau, Selasa (14/4).
Menanggapi itu, sulung dari tiga bersaudara ini berusaha menjawab dengan bijak dan santun. Dia mencoba menjelaskan bahwa yang dijalankannya itu sesuai dengan prosedur dan merupakan bagian dari tugas Kepolisian. Maklum yang tersimpan dibenaknya.
“Saat operasi pekat saya bisa mengenali bagaimana kejahatan itu ada di masyarakat,” tuturnya.
Mendapat pengalaman tak mengenakan, Ika mengaku risiko apapun yang dihadapi saat bertugas di lapangan siap dia hadapi. Apalagi kala mengingat komitmen awalnya untuk terjun di korps berbaju cokelat ini.
Dia menceritakan, perjalanan awal ketika ia hendak menjadi anggota Polri cukup panjang. Selepas SMA, dia sempat menempuh pendidikan di Fakultas Manajemen Universitas Borneo Tarakan hingga semester IV. Ketika kuliahnya tengah berada di persimpangan jalan itu, dia nekat mendaftarkan diri sebagai calon bintara Polri melalui jalur penerimaan Tarakan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya dia berhasil lolos. Berkat tekadnya itu kini ia telah menyandang pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda).
Status masyarakat sipil pun ditinggalkan. “Dulu pernah kuliah karena ngisi kekosongan aja setelah lulus SMA. Tapi cita-citanya memang menjadi Polwan,” kisahnya.
Dia mengaku tak merasa rugi kuliahnya putus di tengah jalan demi menjadi polisi.