Prabowo Bersilaturahmi dengan Sejumlah Tokoh, Pengamat: Bisa Jadi Pemantik Rekonsiliasi Nasional
“Artinya 5 kali Pemilu 2004-2009 2014 2019-2024 hampir 25 tahun ketidakharmonisan terjadi antara SBY dan Megawati," sambungnya.
Dia mengatakan Prabowo diyakini dapat menjadi jembatan komunikasi antartokoh politik yang hubungannya masih kurang harmonis.
"Atau mungkin nanti ada penengah Prabowo sebagai presiden terpilih atau presiden yang akan dilantik pada Oktober 2024 nanti yang bisa menyebabkan pertemuan antara Jokowi dan Megawati. Jadi, kita lihat saja nanti dinamikanya terkait rekonsiliasi," paparnya.
Ujang pun berharap para elite politik berbesar hati untuk mendukung rekonsiliasi nasional demi kemajuan bangsa, serta mengesampingkan kepentingan pribadi maupun kelompok. Apalagi Mahkamah Konstitusi (MK) akan memutuskan hasil sengketa Pilpres 2024 dalam waktu dekat ini.
“Kalau kita berbicara kepentingan nasional, kepentingan untuk bangsa dan negara, ya mestinya tokoh-tokoh bangsa itu sekencang apapun perbedaannya, sehebat apapun tipu menipunya, sehebat apapun pertarungannya kemarin semestinya ketika nanti sudah ada pemenangnya, ketika MK sudah memutuskan misalnya menang Prabowo atau enggak tahu nanti Prabowo dilantik pada Oktober 2024. Semuanya harus menerima, mengakui bahwa pilpres sudah seusai,” harapnya.
Oleh sebab itu, Ujang memastikan rekonsiliasi nasional yang saat ini sedang dibangun oleh Prabowo Subianto dan koalisi pendukung harus didukung penuh agar perpecahan di Pilpres 2024 segera selesai dan semua pihak bergandeng tangan membangun bangsa ke depan.
“Rekonsiliasi nasional itu diperlukan agar bangsa ini mohon maaf tokoh-tokohnya tidak terpecah, tidak terkotak-kotak agar punya pemikiran yang sama untuk membangun bangsa bersama-sama, entah di pemerintahan bersama-sama entah ada yang menjadi oposisi seperti itu,” pungkas Ujang.(fri/jpnn)