Prabowo Pakai Busana yang Dahulu Identik dengan Demang
jpnn.com - JAKARTA - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming mengenakan pakaian adat Betawi, yakni pakaian adat Ujung Serong saat pelantikan presiden dan wakil presiden, Minggu (20/10).
Pengamat mode dari Indonesia Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria mengatakan bahwa penggunaan pakaian adat itu membawa makna tersendiri mengingat pertama kalinya dalam sejarah penggunaan pakaian adat dilakukan dalam proses pengucapan sumpah presiden dan wakil presiden.
"Semuanya kayak sudah bersepakat begitu, ya, untuk memakai baju adat Betawi. Pak Prabowo, Mas Gibran, dan juga Pak Jokowi. Semuanya memakai adat Betawi. Mungkin, ya, satu, ingin merawat nusantara," kata Lisa.
Hal itu menurut Lisa sejalan dengan makna pakaian adat Ujung Serong yang pada dasarnya merupakan pakaian untuk acara kenegaraan dari suku Betawi.
Pakaian tersebut juga dapat menjadi simbol untuk merepresentasikan budaya dari DKI Jakarta, lokasi yang menjadi saksi bisu dilantiknya Prabowo dan Gibran menjadi pemimpin negara yang baru.
Pakaian itu juga dinilai memiliki kesan yang serupa dengan jas formal yang biasa digunakan dalam acara-acara kenegaraan menunjukkan sisi berwibawa dan elegan dari penggunanya, tetapi tetap menunjukkan keunikan lewat sentuhan budaya lokal.
Lisa juga berpendapat, penggunaan baju adat Ujung Serong juga dinilai merepresentasikan nilai perjuangan membangun bangsa mengingat busana ini pada masa kolonialisme digunakan hanya oleh pejabat atau demang.
"Di mana pada zaman dulu, pemberontakan waktu penjajahan gitu ya, Jakarta atau Batavia itu kan menjadi salah satu simbol begitu," katanya.