Prajurit TNI Bertugas di Daerah Sunyi, Ada Kejadian Aneh
Beberapa kali kejadian aneh dirasakan, Komandan Pos Long Bulan Letda Inf Fahrudi. Bahkan empat orang anggotanya sempat kesurupan.
Ketika tiba di pos tersebut, para prajurit memang telah berziarah ke bangkai bekas jatuhnya helikopter. Sudah menjadi tradisi rutin sejak peristiwa nahas itu.
Dapur utama di pos itu tak lagi pernah digunakan, sebab usai peristiwa, lokasi itu digunakan sebagai gudang mayat sementara. “Kalau kata orang Jawa, ketindihan. Jadi kami rutin menggelar pengajian dan Yasinan buat mendoakan para arwah,” ucap Fahrudi.
Hanya berjarak beberapa meter dari perbatasan Malaysia, Fahrudi mengatakan, ancaman kegiatan illegal logging memang tinggi. Bila tidak dijaga, tidak hanya kegiatan illegal logging, tapi pergeseran patok sangat bisa terjadi.
Memakan waktu 1,5 jam terbang dari Tarakan, para prajurit kerap menitip surat bila ada helikopter yang singgah ke pos. Semua rindu dan saling bertanya kabar kepada sanak keluarga ditulis tangan. Bak kembali ke masa dulu, surat tersebut barulah sampai setelah sebulan lamanya kepada keluarga di Palembang.
“Surat sampai ke keluarga kadang sebulan, bahkan bisa lebih. Balasan surat itu juga datang sebulan berikutnya,” ucapnya.
Komandan Satgas Yonif 141/Aneka Yudha Jaya Prakosa Kodam II/Sriwijaya Letkol Inf M Aan Setiawan menuturkan, selain pegunungan, tantangan yang dihadapi prajurit ialah melawan hawa dingin. Karena pos berada di ketinggian 5.200 kaki.
Berbeda dengan daerah asalnya di Palembang, perbatasan Kalimantan jauh memiliki risiko. Di tengah hutan belantara mereka mesti melakukan patrol rutin. Ada 300-400 patok yang mesti didatangi.