Presiden Jokowi Cecar Kabareskrim di Atas Panggung
"Ketegasan Bareskrim seperti apa untuk masalah ini?" ujar Jokowi bertanya lagi.
Dono pun menegaskan, pelaku penyalahgunaan obat telah diproses hukum. Bila unsur pidananya mencukupi langsung dipenjarakan.
Kasus paling besar tahun ini adalah penyebaran obat jenis zenith di Kalimantan Selatan. Obat tersebut diproduksi di Tangerang dengan jumlah jutaan butir.
Kasus menonjol lainnya adalah pil PCC yang menelan korban di Kendari, Sulawesi Tenggara. Obat itu diproduksi di Purwokerto dan pemilik pabriknya sudah diproses hukum.
"Cukup hanya dipenjara saja? Enggak perlu tuh digebukkin ramai-ramai? Kadang-kadang jengkel saya dengan yang gini-gini. Entah narkoba, entah obat ilegal, karena apa, anak-anak kita yang terkena. Masa depan kita yang terancam. Gimana pak? Gimana kita gebukkin ramai-ramai gimana?" tutur mantan gubernur DKI itu.
Mendengar ajakan Jokowi soal ajakan menggebuki penjahat obat-obatan, Dono menegaskan hal itu tidak boleh dilakukan. Namun, katanya, perlu peran orang tua dan sekolah agar lebih dekat dengan anak-anak. Sebab, obat daftar G biasanya menyasar anak usia produktif.
"Baik, makasih. Makasih Kabareskrim. Saya tadi sebenarnya nunggu Pak Kabareskrim. Saya injeknya pak. Gitu loh yang saya tunggu. Besok saya injek semua yang berkaitan dengan obat ilegal, yang berkaitan dengan narkoba. Pak Kabareskrim memang orangnya tenang. Tapi seram juga. Hati-hati," kata Jokowi.(fat/jpnn)